Cowok ku melirik Laki-Laki Lain
Aneh, adalah
kata yang akan terucap pertama kali ketika mendengar ungkapan “Cowok Ku melirik
Laki-Laki lain. Suatu hal yang aneh bagi sebagian besar orang ini, merupakan
hal yang wajar bagi kaum Biseksual khusunya Homoseksual. Hal ini sudah banyak
terlihat dan terbukti dengan pemberitaan di media massa mengenai perbuatan
criminal yang didasari hubungan sesame jenis. Homoseksual merupakan sebutan
bagi mereka (gay atau lesbian) yang memiliki orientasi seksual kepada sesama
jenisnya sedangkan Biseksual adalah orientasi seksual kepada dua jenis kelamin.
Di Indonesia sendiri secara budaya dan agam, hal ini tidak dibenarkan namun
beberapa Negara besar lainnya membenarkan hal ini. Seperti beberapa Negara
bagian di Amerika, Eropa dan belanda. Dalam kajian Psikologi sendiri perilaku
Homoseksual bukanlah sebuah perilaku Abnormal, sebab para kaum Gay juga
ternyata mengalami kondisi emosional yang normal maksudnya bahwa gay dalam
menjalin hubungan tidak hanya mengutamakan hubungan biologis (Seks) tetapi juga
hubungan emosional dan juga dapat mengalami kebahagiaan dari percintaan atau
hubungan yang mereka jalani.
Banyak yang
bertanya-tanya apa sebenarnya sebab terjadinya perilaku menyimpang tersebut.
Banyak ahli yang kemudian menawarkan teori mereka, baik itu kajian Kognitif dan
Biologis, tetapi yang sampai saat ini dapat diterima adalah bahwa penyebab
perilaku homoseksual terjadi adalah pengaruh interaksi sesorang dengan
lingkungan sosialnya. Alfred Kinsey mempelopori skala oerientasi seksual yang
menggambarkan orientasi seksual manusia bergerak dari Heteroseksual menuju
Homoseksual. Hal ini berarti dalam sepanjang kehidupan seseorang skala ini
dapat bergerak atau tetap tergantung pada hasil interaksi social seseorang.
kasus “Cowok ku melirik Laki-Laki lain” merupakan sebuah fenomena Homoseksual
terselubung. Belum banyak Kaum Homoseksual yang berani menunjukkkan identitas
mereka akibat lingkungan yang tidak mendukung.perilaku homoseksual kemudian
menjadi perilaku yang disembunyikan untuk menjaga nama baik di tengal
lingkungan pergaulan dan masyarakat. Salah satu cara menutupinya adalah dengan
mencari pasangan lawan jenis. Kasus ini tidak hanya terjadi pada laki-laki
(gay) tetapi juga perempuan (Lesbian). Mereka menjalin hubungan pacaran bahkan
menikah dengan lawan jenisnya untuk menutupi kedok, padahal dibalik itu mereka
mempunyai partner intim sebagai pasangan
homoseksual. Kesan yang kemudian timbul
adalah bahwa mereka kaum Biseksual, tetapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar
sebab kaum biseksual tidak akan mencari lagi pasangan seksual lain sebab mereka
cukup terpuaskan dengan pasangan seksual yang dimilikinya.
Apa sebenarnya
penyebab perilaku seksual menyimpang selanjutnya menjadi pertanyaan yang
menarik untuk dibahas. Berikut beberapa sebab perilaku seks menyimpang jika
dikaji dari sisi pengaruh lingkungan:
1.
Seseorang yang mengalami pelechan seksual oleh
orang yang lebih dewasa ketika kecil. Banyak anak laki-laki dalam pemberitaan
media massa menjadi korban sodomi oleh pemuda yang tidak bertanggung jawab. Hal
ini terjadi secara berulang sehingga membentuk pola perilaku dan kesan seksual
kepada seorang anak. Awalnya anak yang belum mengalami identifikasi gender
kemudian lengsung terisi dengan orientasi seks menyimpang
2.
Coba-coba. Dalam beberapa penelitian di Amerika
menjelaskan banyak remaja dalam tahun pertama mencoba menjadi biseksual untuk
menyalurkan hasrat seksual mereka. Dalam usia perkembangan remaja, remaja
mengalami lonjakan pertumbuhan biologis utamanya sekresi hormone seksual yang
menimbulkan keinginan yang besar untuk mencari pasangan seks yang tepat untuk
menyalurkan hasrat seksual mereka. Dalam beberapa kebudayaan yang melarang
hubungan seksual sebelum menikah juga kemudian menjadi pemicu terbesar remaja
memilih pasangan seksual dari jenis kelamin yang sama, guna mencegah pandangan
buruk masyarakat dan perkawinan.
3.
Konformitas dan Lingkungan pergaulan semasa
kecil. Lingkungan pergaulan dalam hal ini lebih menekankan pada orang-orang
dari jenis kelamin yang berbeda bargaul secara erat dan membentuk identifikasi
gender. Maksudnya adalah dalam beberapa kasus, banyak anak laki-laki atau
perempuan bergaul dan bermain dengan teman yang berbeda jenis kelamin. Misalnya
saja seorang anak laki-laki yang berteman dan bermain dengan anak perempuan,
kemudian akan membentuk minat dan perilaku yang sama dengan temannya. Dari hal
tersebut anak kemudian akan melakukan identifikasi gender, dan mulai merasa
bahwa dirinya adalah sama dengan teman perempuannya yang lain yang membuatnya
merasa kurang nyaman dengan identitas kelaminnya sebagai laki-laki.
4.
Adanya kesalahan identifikasi gender akibat
kekecewaan dalam berhubungan dengan orang lain. Banyak pria maupun wanita Yang
mengalami kekecewaan saat menjalani hubungan dan kemudian beralih menjadi homoseksual.
Kemungkinan ini meskipun sangat kecil, tetapi benyak terbukti bahwa ketika
sesorang kecewa dan menemukan tempat yang nyaman untuk berbagi, perlahan akan
beralih orientasi kepada orang yang dekat dengannya tersebut meskipun sesame
jenis kelamin.
5.
Beberapa penelitian terakhir berfokus pada
pengaruh genetik, yang jika ditemukan kebenarannya akan menjadi penemuan besar
dalam bidang psikologi. Banyak orang yang mengalami homoseksualitas meskipun
tidak berinteraksi dengan pengalaman seks menyimpang sehingga menimbulkan
asumsi adanya pengaruh genetic terhadap perilaku seks homoseksual.(vic)
0 komentar:
Posting Komentar